Ya, selama ini masih banyak yang berharap dan mengira bahwasanya Pemerintah ada untuk kesejahteraan Rakyat. Oleh sebab pemikiran ini keliru banyak kemudian yang merasa kecewa saat pengangguran meruyak, harga-harga kebutuhan meroket, hidup rakyat kebanyakan kian hari kian susah saja.
Sementara di sisi lain pejabat penyelenggara negara mulai dari tingkat lokal macam Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri dan wakil menteri, Direktur BUMN, anggota DPR dan DPRD, Polisi, Hakim, Jaksa, hingga Presiden dan wakilnya serta staf khusus dan juga komisaris BUMN hidup sejahtera gaji utuh biaya hidup dijamin APBN dan APBD, yang sebagian dibiayai dari pajak yang dibayar masyarakat.
Salahkah semua itu? Tidak juga jika kita merunut ke bagaimana para penyelenggara meraih posisinya saat ini. Sejak mereka berkampanye demi meraih kekuasaan tujuan mereka hanya satu, bagaimana berkuasa dan kemudian bisa memperkaya mereka dan komplotanya setelah kekuasaan di tangan.
Tak heran, setiap setelah pemilu usai atau setelah pemilihan capres selesai yang terjadi adalah sesi bagi-bagi kue kekuasaan. Siapa dapat jatah menteri, siapa jadi wakil menteri, siapa yang ditunjuk sebagai staf khusus, dan siapa yang kebagian kursi komisaris BUMN dikocok di antara kelompok pemenang yang lazim disebut sebagai tim sukses. Mereka yang dinilai berjasa di tim sukses presiden pemenang pilpres berhak atas semua posisi kendati mereka yang ditunjuk tidak memiliki kemampuan manajerial sama sekali.
Dari sini kemudian sering muncul masalah. Oleh sebab tidak punya kemampuan mereka menjalankan apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dengan seenak perut mereka sendiri. Munculnya kasus korupsi pejabat anu atau Dirut BUMN anu hanyalah permukaan dari gunung es. Di dasarnya masih banyak kasus yang tidak atau belum terungkap oleh sebab belum ada kepentingan untuk mengungkapnya. Kondisi tersebut tentu tidak luput dari pengamatan pihak yany punya kepentingan semisal investor.
Sehingga tidak mengherankan kalau kemudian sejumlah indikator ekonomi bergerak turun seperti anjloknya indeks harga saham, batalnya komitmen investasi, naiknya angka pengangguran, dan sebagainya.
") Foto poster film Money Heist hanya utk pemanis saja
No comments:
Post a Comment