
Para pengritik, demikian sang tokoh mengulas, tidak bisa menghargai seni. SBY memiliki kepedulian menyalurkan bakat seni, mestinya diapresiasi tinggi. Apalagi tugas sebagai presiden sangat berat. Dia menyodorkan contoh para pemimpin dunia macam Ronald Reagan yang berlatar belakang aktor film ketika terpilih sebagai Presiden AS dulu. Rakyat AS, kata dia, sangat respek atas jiwa seni Reagan. Sederet contoh “pemimpin dunia berjiwa seni” disodorkannya untuk menguatkan pembelaannya pada Presiden yang pandai bernyanyi dan mencipta lagu.
Sayangnya, selain bertubi-tubi memuji SBY, penulis luput menyertakan bukti-bukti prestasi yang ditoreh Presiden. Alih-alih menyambut baik pengritik, penulis yang di setiap era selalu dekat dengan kekuasaan malah menuding rakyat tidak berjiwa seni dan tidak pandai menghargai Presiden yang pandai menyanyi dan mencipta lirik lagu.
Bukankah mereka yang terusir paksa dari desanya gara-gara banjir lumpur Lapindo juga rakyat SBY sama seperti penulis Opini yang pengusaha jamu? (Hati-hati lho, di antara ribuan rakyat terusir lumpur panas Lapindo bisa jadi ada konsumen setia jamu produksi perusahaan penulis..he..he...mana dong jiwa Customer Satisfaction anda wahai penulis nan budiman?)
Penulis mestinya mafhum, justru di kala SBY menyiapkan peluncuran album kedua, di media massa muncul berita seorang pedagang gorengan nekat bunuh diri karena tidak sanggup berdagang lagi akibat harga-harga tinggi. Di koran kabar kolaborasi rekaman musik SBY dengan Darma Oratmangun si penggubah lagu bersahut riuh dengan berita tentang antrean panjang jelata yang berharap dapat satu dua liter minyak tanah.
Belum lagi kasus gedung sekolah ambruk karena minimnya perawatan. Atau anak jalanan dan
Alhasil, unek-unek tokoh yang identik dengan humor dan Museum Rekor Indonesia (MURI) mudah dibaca sebagai tipikal serapah seorang penjilat yang tengah berupaya memikat hati sang Tuan yang tengah duduk nyaman di singgasana. Barangkali saja si Tuan yang dalam hal ini dipuji sebagai mahluk langka (Presiden Penyanyi dan Pencipta Lagu) ini berkenan dan bersedia dijadikan sahabat sang tokoh.
Udah ah...jadi kemana-mana...
No comments:
Post a Comment