Aya, ini panggilannya, menjadi adik yang manis buat kakak laki-lakinya, Haidar Zein atau Aa (8), dan tetehnya, Kea’zia Yasmina Frida (6). Alhamdulillah, keduanya sangat senang menyambut kehadiran adik kecil mereka. Sampai-sampai pas libur kemarin Aa dan Frida tidak begitu tertarik ikut abahnya jalan-jalan sore pake sepeda motor. Mereka lebih memilih terus dekat-dekat si bungsu meski tetep aja belum pada mandi kalo menjelang maghrib.
Tentu, kelahiran Aya mengingatkan diri sendiri, sejatinya umur kami sudah beranjak senja. Jatah hidup di alam fana pun nyata sudah kian berkurang.
Hal lain, khusus buat suami dan ayah anak-anak, ya Abah, jangan pernah berlagak sok masih muda, apalagi sok imut...! Meski imut dalam artian item mutlak agak-agak nyambung seh, Abah kan item ya... wak..kak..kak..kak... (item maniez kaleee...).
Apalagi warna putih di kepala Abah mulai menggeser posisi warna gelap. Sampai-sampai ada kawan yang lancang memanggil kakek...(tuh kan!!! btw, Kakek Abah? Manis juga nih panggilan... lagi: wak..kak...kak..kak...)
Kembali ke laptop, eh, ke Aya, kami berujar, selamat mengawali hari-hari penuh perjuangan putriku. Meski kehadiranmu ditandai dunia yang terus didera keprihatinan akibat perubahan iklim serba ekstrem, serba tidak menentu (ini asli ikut-ikutan orang di koran, ribut soal global warming ya mi..). Bencana di sana-sini. Separo pulau Jawa nyaris tenggelam (lho mi, ini kan bunyi spanduk ACT ya...). Lha, Kota Solo saja, tempat kelahiran emakmu ini, kebanjiran. Hal yang tidak pernah terjadi selama 36 usia Ummi Nur.
Putriku, kamu juga terlahir ketika harga-harga terus membubung. Gula naik, minyak goreng mahal, orang antre beli minyak tanah mirip yang Ummi lihat di foto lama tahun 60-an pas resesi. Meski tetangga sebelah suka menghibur kita dengan kata-kata “biarin harga-harga tinggi, yang penting bisa beli...Buat apa harga-harga murah tapi ga bisa beli..;” Sebuah guyonan yang sangat sarkastis. Lelucon yang mengiris rasa kemanusiaan kita yang paling primitif sekalipun...
Namun anakku, biarkan saja mereka melontarkan guyonan begitu. Lagi pula itu kan guyon menertawakan diri sendiri. Kata teh Frida juga; cuma bercanda kok mi... Apalagi, kata orang, menertawakan diri sendiri jauh lebih lucu dan lebih menyenangkan hati ketimbang menertawakan orang lain.
Tapi satu hal putriku, jangan pernah sedikit pun merasa kuatir. Allah yang Maha Segalanya tidak akan pernah berhenti untuk selalu melimpahkan kasih dan sayangnya kepadamu dan kepada kita semua nak...
Karenanya, wajar jika Ummi kelak akan 'cerewet' mengajakmu terus berusaha untuk selalu membuat Allah tersenyum.
Selamat datang di dunia ya Qurra' ta a'yun...Rayya Aisha...
*)dikutip dari curhatnya ummi nur...
Selamat datang di dunia ya Qurra' ta a'yun...Rayya Aisha...
*)dikutip dari curhatnya ummi nur...